Di sebuah panti asuhan ada seorang bayi. Bayi itu lahir prematur dari
seorang ibu muda tanpa suami. Karena lahir sebelum waktunya, si bayi
tampak kecil, lemah, pucat, dan kurus. Cuma kulit kisut pembalut tulang,
kelihatannya buruk sekali. Begitu buruknya sampai dia diberi nama
julukan ET, singkatan dari
extra terrestrial, nama tokoh film makhluk luar angkasa yang terkenal buruk rupa.
Suatu ketika ada sepasang suami istri yang hendak mengadopsinya.
Sayangnya, beberapa hari menjelang kedatangan calon orangtua asuhnya, si
ET terserang demam. Badannya panas, beratnya turun drastis, bertambah
pucat, dan semakin kisut. Sudah buruk menjadi tambah buruk lagi. Semua
perawat dan pengasuh panti asuhan itu menjadi khawatir. Bagaimana sikap
calon ibu angkatnya kalau nanti melihat si ET menjadi anak angkatnya?
Sungguh kasihan si ET itu.
Tetapi apa yang terjadi?
Ketika si ET diserahkan kepada ibu angkatnya, sang ibu mengulurkan
tangannya, dengan gembira menyambut si ET. Ia memeluk mesra si ET dan
dengan penuh sifat keibuan ia mendekapnya erat-erat ke dadanya.
“Anakku,” bisiknya, “Betapa manisnya, sayangku.”
Ketika ibu itu mendengar bahwa bayinya biasa disebut ET, dengan serta
merta ia mengatakan, “Saya menyukai nama itu. Manis sekali
kedengarannya.” Ketika ditanya mengapa sang ibu bersikap demikian
terhadap si ET yang buruk rupa itu, ia menjawab, “Ketika saya mendengar
bahwa saya akan mendapat seorang anak angkat, saya menjadi sangat
gembira. Saya sudah mulai mencintainya. Ketika saya menerima ET ke dalam
pelukan, saya melihat anak saya sendiri, darah daging saya. Dalam diri
ET saya melihat diri saya sendiri. Saya gembira sekali, bahagia, dan
saya menyayangi ET.”
Tidaklah mengherankan bila setelah beberapa hari dalam rawatan ibu
angkatnya yang penuh kasih sayang, si ET sembuh dari sakitnya, dan
bertumbuh menjadi anak yang montok, sehat, lucu, dan menyenangkan.
Bukankah cerita ET adalah cerita tentang diri kita sendiri? Apa
yang membuat kita tampak begitu menarik di mata Allah sehingga Ia
memilih kita menjadi anak-anakNya? (Sumber: Intisari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar