“Duka cita dan kesedihan berkaitan dengan meningkatnya rasa depresi, kecemasan, dan kemarahan. Sedangkan kondisi tersebut bisa meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, serta menyebabkan darah lebih mudah menggumpal. Semua hal tersebut bisa jadi pemicu serangan jantung,” terang Elizabeth Mostofsky dari Cardiovascular Epidemological unit di Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC), di Boston.
“Beberapa orang akan mengatakan patah hati yang direspon dengan kesedihan memicu perubahan fisiologis. Jadi, rasa emosional dari patah hati tersebut bisa benar-benar menimbulkan kerusakan yang memicu serangan jantung,” kata Muray Mittleman, pimpinan Cardiovascular Epidemiological Research Program di BIDMC.
Intervensi psikologis yang tepat, penting untuk membantu menurunkan risiko serangan jantung pada orang yang mengalami kesedihan mendalam. Menurut Mostofsky, merupakan sesuatu yang logis jika dukungan sosial pada masa-masa rapuh bisa membantu mencegah risiko serangan jantung.
“Dokter, pasien, dan keluarga harus menyadari risiko ini dan meyakinkan bahwa kebutuhan fisik dan medis orang yang sedang bersedih telah dipenuhi. Dan jika seseorang menunjukkan gejala yang dikhawatirkan awal serangan jantung, kita perlu bertindak serius dan memastikan pasien diberi perawatan dan evaluasi yang tepat,” tambah Mittleman.
(Sumber: Okezone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar